Kamar yang Ramah Lingkungan (eco-friendly)

Akhir-akhir ini banyak orang mengusung istilah eco-friendly dalam kehidupan sehari-hari. Eco-friendly kini tidak hanya menjadi suatu kesadaran untuk membuat bumi menjadi tempat yang lebih baik dan lestari, namun juga menjadi gaya hidup terutama masyarakat urban di Indonesia.
Inti dari prinsip eco-friendly bagaimana kita dapat hidup dengan menimbulkan kerugian minimal atau tidak sama sekali pada lingkungan. Disamping melestarikan bumi untuk diwariskan pada anak-cucu, kita juga dapat hidup lebih sehat dengan menerapkan prinsip tersebut.
Kamar adalah salah satu tempat yang paling tepat untuk memulai langkah eco-friendly ini. Sepertiga dari waktu hidup kita di dunia dihabiskan dengan tidur, maka mengurangi paparan bahan kimia di kamar tidur akan menjadi investasi yang berharga bagi kesehatan Anda.
Jika Anda sering mendengar istilah “reduce, reuse, recycle” atau “Less waste, Less space dan Non-Toxic” untuk konsep ramah lingkungan. Ketiga konsep tadi juga dapat digunakan untuk menciptakan kamar tidur yang eco-friendly. Contohnya dengan mengurangi penggunaan listrik dalam kamar dengan mengganti jenis lampu, mengganti penggunaan AC atau heater dengan kipas angin biasa dan mengoptimalkan penggunaan jendela sebagai medium sirkulasi udara.
Selain itu, ganti juga bahan yang biasanya Anda gunakan untuk perangkat kasur Anda (sprei, sarung bantal, guling dan selimut) dengan yang terbuat dari bahan katun organik atau serat rami dengan pewarna alami. Juga untuk selimut yang sebaiknya menggunakan bahan wol yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan polyester.
Memilih bahan yang tepat juga dapat dilakukan untuk furnitur rangka kasur, kursi, lemari, atau nakas, dengan menghindari penggunaan particle board, tripleks, atau papan serat. Selain tidak tahan lama, bahan-bahan ini juga mengandung racun seperti misalnya formaldehida. Papan kayu solid akan lebih baik, namun pastikan bahwa bahan kayu yang Anda gunakan berasal dari sumber yang terbarukan yang bukan merupakan hasil perdagangan kayu ilegal.
Pelapis lantai juga tidak boleh ketinggalan. Mungkin selama ini Anda tergantung pada karpet pelapis nilon. Padahal karpet ini mengandung bahan kimia buatan yang mengandung toksin pada serat nilonnya (nilon terbuat dari minyak). Sebagai alternatif, Anda dapat mertimbangkan untuk menggunakan lantai bambu atau kayu. Jika terasa dingin, Anda dapat mengalasinya dengan karpet yang terbuat dari wol, katun organik atau serat alami.
Sayangnya, kayu solid jarang dipakai di Indonesia karena sangat rentan dengan kelembaban dan perubahan cuaca. Sebagai gantinya, Anda bisa menggunakan keramik yang praktis, tahan lama dan kuat menahan beban.