Saat gempa terjadi, lanjutnya, justru material nonstruktural seperti plafon atau penyekat akan berjatuhan terlebih dahulu. Faktor ini, menjadi salah satu penyebab bertambahnya korban jiwa.
Dengan penyekat atau partisi dari gipsum bisa meminimalkan risiko dari bahaya tertimpa material bangunan saat gempa berlangsung. Dalam pengujian, saat terjadi guncangan justru penyekat dari gipsum ini bertahan lebih lama ketimbang konstruksi dari batu bata.
Apabila diterapkan dalam bangunan kemudian terjadi gempa, risiko konstruksi batu bata lebih rawan kecelakaan. Sebagai ilustrasi, berat konstruksi batu bata 250 kilogram per meter persegi. Sementara, material gipsum beratnya maksimal 15 kilogram per meter persegi.
Selain itu, penggunaan plafon dan partisi yang fleksibel juga ringan sehingga tidak akan mencelakai penghuni rumah atau orang di dalam bangunan.